Cuka tidak baik bagi gigi, karena gigi terbuat dari kalsium dan kalsium akan larut dalam asam. Kita merasa ngilu ketika makan mangga muda karena asam dalam mangga berusaha mengoyak gigi. Asap tidak digunakan untuk mencuci mata, reaksi normal mata ketika terkena asap adalah mengeluarkan air mata. Kita ingat ada gas air mata, gas yang merangsang keluarnya air mata yang biasa digunakan untuk membuat pendemo tidak nyaman dan meninggalkan demonstrasinya.
Tetapi Amsal 10:26 menyatakan "Seperti cuka bagi gigi dan asap bagi mata, demikian si pemalas bagi orang yang menyuruhnya." Kecenderungan hati manusia adalah berbuat yang tidak baik. Hukum Quantum ke-2 menyatakan bahwa apa pun yang diam dan tidak melawan daya tarik pengrusakan akan menuju kehancuran. Dengan kata lain, semua makhluk berjalan dalam eskalator yang bergerak turun menuju titik kerusakan, hanya usaha secara sadar untuk bergerak ke depan yang dapat mengatasi hal tersebut.
Hubungan pekerja dan majikan adalah hubungan yang unik. Bukan hubungan seperti orang tua dan anaknya, bukan juga hubungan seperti budak dan tuannya. Hubungan dimulai ketika seseorang membutuhkan tenaga dan keahlian dari orang yang lain dan orang ini setuju untuk mendapat upah sebesar yang dijanjikan yang mempekerjakannya. Nah, di saat setelah ini bagaimana cara untuk tidak menjadi cuka dan asap?
Pertama: Buang Kemalasan ganti dengan Kerajinan. Amsal 18:9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak. Ingat hukum Quantum tadi, dengan bermalas-malas kita sudah jadi saudara (teman sehati dan sejiwa) dari si perusak yang akan membuat kita rusak juga. Sedangkan di Amsal 12:27 Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga. Orang rajin yang mendapatkan harta yang berharga, sesuatu yang diburu oleh orang malas.
Kedua: Cakap dalam pekerjaan. Dalam Amsal 22:29 mengatakan,"Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina." Cakap adalah keahlian yang sudah sangat terlatih dalam bidang yang dipercayakan kepadanya. Kecakapan harus dilatih dan dikembangkan, ingat sesuatu yang tidak diasah, akan tumpul. Dalam kitabnya yang lain Salomo menyatakan, "Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat." Diperlukan energi dan fokus yang besar untuk menjadi cakap atau seorang ahli. (Baca posting sebelumnya Mastery in Life).
Ketiga: Ini untuk majikan, Amsal 29:21 Apabila seorang pelayan dimanjakan sejak kecil, maka akhirnya ia akan ingin diperlakukan sebagai anak. Pelayan yang dimanjakan akan minta perlakuan seperti anak kita. Pelayan adalah pelayan, bukan anak. Perlakukan mereka seperti pekerja untuk kita, bukan sebagai anak. Ide positifnya adalah dengan memperlakukan seorang pekerja sebagai pekerja, mereka akan terpacu untuk berprestasi dan menjadi maju dalam bidangnya. Berikan target yang masuk akal, bonus untuk setiap apa yang dia capai melebihi target yang kita tetapkan.
Terakhir untuk majikan dan pelayan: Amsal 21:1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. Untuk pekerja, memiliki kepekaan untuk mengetahui ke mana arah yang akan dituju oleh tuannya. Sedangkan untuk majikan, memiliki kepekaan mengenai pekerja yang mana yang layak untuk dialirkan promosi atau bonus. Ini akan menciptakan aliran yang seirama antara pekerja dan tuannya. Dan kesatuan ini akan membuat kita dapat melakukan segala sesuatu dengan hasil yang memuaskan. Kejadian 11:6 Tuhan berfirman, "Lihatlah! Jika sekarang ini, pada waktu mereka baru mulai memanfaatkan persatuan bahasa dan bangsa, mereka sudah sanggup menyelesaikan semua ini, bayangkan apa yang akan dilakukan mereka kemudian hari. Segala apa pun dapat mereka capai!
Sumber : OBS/Klub Amsal
0 Comment:
Posting Komentar